Kerusuhan Terbesar Di Indonesia, Tragedi Kelam Sejarah Bangsa Ini Selain Insiden 1998

- 27 Agustus 2022, 07:00 WIB
Kerusuhan terbesar di Indonesia, Santa Cruz
Kerusuhan terbesar di Indonesia, Santa Cruz /YouTube Deladuta My Queen

PURBALINGGAKU - Kerusuhan terbesar di Indonesia, menjadi bukti adanya sejarah kelam bangsa ini.

Meskipun hal tersebut adalah kenangan buruk, kita berharap bahwa kerusuhan terbesar di Indonesia tidak mungkin terjadi lagi.

Sebab kerusuhan terbesar di Indonesia ini, mayoritas terjadi karena adanya konflik sesama bangsa Indonesia.

Berikut ini beberapa kerusuhan terbesar di Indonesia.

1. Pemberontakan PKI Di Madiun 1948

Kerusuhan terbesar di Indonesia terjadi pada 18 September 1948, akibat Pemberontakan PKI di Madiun dengan tujuan membentuk Negara Indonesia Soviet.

Sekaligus mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi komunisme.

Latar belakang munculnya pemberontakan PKI di Madiun ini, didasari beberapa hal.

Diantaranya dekatnya Amir Syarifuddin dengan Muso (tokoh PKI), melalui keinginan untuk menyebarkan komunisme di Indonesia.

Kemudian Kabinet Amir Syarifuddin tumbang setelah perjanjian Renville.

Serta adanya pengembalian 100 ribu tentara ke rakyat biasa, demi penghematan anggaran.

Pemberontakan ini diakhiri oleh Soekarno yang menggunakan pengaruhnya dengan meminta rakyat untuk memilih diantara Muso dan Amir, atau Soekarno dan Hatta.

Selain itu, Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Soebroto dan Kolonel Sungkono melaksanakan operasi penumpasan, masing-masing di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca Juga: Membuka Catatan Sejarah Proklamasi, Detik-Detik Menegangkan Menuju Kemerdekaan Indonesia

2. Kerusuhan Santa Cruz Di Dili 1991

Di Dili, Timor Timur pernah terjadi kerusuhan terbesar di Indonesia, tepatnya di Santa Cruz tahun 1991.

Pada mulanya delegasi yang beranggotakan parlemen Portugal, membawa 12 wartawan hendak mengunjungi Timor Timur.

Tetapi dibatalkan oleh Indonesia, karena adanya wartawan Australia pendukung FRETLIN yang ikut didalamnya.

Hal tersebut membuat kecewa mahasiswa yang pro terhadap kemerdekaan, dengan mengangkat isu perjuangan Timor Timur.

Sehingga terpecah belahkan konfrontasi aktivis yang pro integrasi dengan kelompok yang pro kemerdekaan, keduanya mengadakan pertemuan di Gereja Motael.

Salah satu anggota kelompok pro integrasi bernama Afonso Henriques, dinyatakan tewas dalam perkelahian.

Kemudian anggota kelompok pro kemerdekaan, bernama Sebastiao Gomes tewas tertembak tentara Indonesia.

Pada tanggal 12 November 1991, mereka melakukan protes terhadap pemerintah Indonesia karena proses penguburan terhadap Sebastiao Gomes.

Tetapi ketika masuk ke area pemakaman, mereka justru ditembak oleh kelompok pasukan Indonesia.

Akibat insiden ini, 271 orang tewas, 382 orang luka-luka, dan 250 orang mengilang.

Pembantaian yang memilukan ini berhasil terekam oleh Max Stehl, serta disaksikan secara langsung oleh dua orang jurnalis Amerika Serikat bernama Allan Naim dan Amy Goodman.

Video ini kemudian dijadikan film dokumenter, dengan judul In Cold Blood: The Massacre of East Timor.

Baca Juga: Fakta Teks Proklamasi, Dua Lembar Kertas Peninggalan Sejarah Proklamasi yang Tersimpan di Istana Negara

3. Kerusuhan Di Sampit 2001

Konflik Sampit menjadi pembuka kerusuhan terbesar di Indonesia era millennial, yaitu tahun 2001.

Kerusuhan yang terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah yangn meluas ke hampir seluruh provinsi ini terjadi akibat SARA.

Tetapi, melalui buku yang ditulis oleh Gerry Van Klinke, bahwa bukan hanya sekedar SARA, melainkan perkara sosial-ekonomi, karena adanya persaingan penambang emas.

4. Kerusuhan Di Ambon 2011

Kerusuhan terbesar di Indonesia selanjutnya, terjadi Ambon tahun 2011.

Hal tersebut, disebabkan oleh bentrok antarwarga.

Mulanya kerusuhan ini akibat kematian tukang ojek, dimana penyebabnya tidak terlepas dari unsur SARA.

Dua kelompok warga dengan brutal saling serang, hingga menewaskan 7 orang, serta lebih dari 65 orang terluka, sisanya mengungsi.

Jika melihat kilas daerah tragedi kerusuhan di Indonesia memang sangatlah memprihatinkan.

Terlebih masih dilibatkannya unsur SARA sebagai penyebab terjadinya bentrok.

Padahal Indonesia merupakan negara yang unik dengan beragam Suku, Agama, Ras, dan Golongan.

Bagaimanapun juga tujuan kita semua tetaplah sama sebagai bangsa Indonesia.

Hal tersebut harus disadari agar bisa terhindar dari kerusuhan terbesar di Indonesia.***

Editor: Tias Cahya

Sumber: Dari Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x