Tradisi Upacara Adat Jawa, Contoh Budaya Indonesia yang Tidak Termakan Kemajuan Jaman

- 12 Agustus 2022, 17:16 WIB
Grebeg Suran, salah satu upacara adat Jawa yang masih eksis
Grebeg Suran, salah satu upacara adat Jawa yang masih eksis /Dok. Dinkominfo Purbalingga

PURBALINGGAKU - Upacara adat merupakan ragam kekayaan budaya Indonesia yang secara turun temurun masih dipercaya dan dilaksanakan oleh berbagai suku, salah satunya Jawa.

Ritual upacara adat jawa menjadi salah satu budaya Indonesia yang masih dilestarikan untuk tetap menjaga keutuhan warisan budaya.

Upacara adat jawa masih erat kaitannya dengan eksistensi suku serta etnis yang menjadi kekayaan budaya Indonesia. Keberadaanya pun sebagai bentuk mempertahankan nilai-nilai leluhur.

Berikut beberapa upacara adat jawa yang masih sering dijumpai dalam masyarakat:

Baca Juga: Fakta Teks Proklamasi, Dua Lembar Kertas Peninggalan Sejarah Proklamasi yang Tersimpan di Istana Negara

1. Upacara adat ruwatan

Upacara ruwatan dilakukan dengan tujuan untuk meruwat atau mensucikan diri. Dengan melakukan upacara ini maka dipercaya dapata menghilangkan segala keburukan sekaligus memberikan keselamatan dalam menjalankan kehidupan.

Ritual semacam ini masih sering dijumpai di daerah Dieng, namun lebih ditujukan pada anak-anak yang berambut gimbal.

2. Upacara adat tedak siten

Upacara adat tedak siten dilakukan bagi bayi yang usianya sudah mencapai 8 bulan atau sedang mulai latihan berjalan. Di daerah lain pun dilakukan upacara semacam ini dengan sebutan “turun tanah”.

Tujuan dilakukannya upacara tedak siten adalah sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur orang tua atas pemberian nikmat kesehatan bagi anaknya.

Baca Juga: Bendera Merah Putih, Saksi Bisu Sejarah Kemerdekaaan Indonesia 17 Agustus 1945

3. Upacara adat grebeg

Upacara grebeg ini dilakukan oleh masyarakat jawa ketika sudah memasuki bulan Mulud. Sehingga banyak yang menyebutnya sebagai acara “Muludan” yang dilaksanakan 3 kali dalam setahun.

Meskipun disebut sebagai Mulud namun pelaksananya tidak hanya saat memasuki bulan Mulud saja. Tetap juga ketika masuk bulan Syawal dan akhir tahun.

Tujuan dilakukannya ritual ini sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia yang diberikan-Nya.

Uniknya, bagi masyarakat pesisir Pantai Selatan dan Utara mempunyai adat larung sesaji atau menyajikan sesajen. Dimana tujuanya sebenarnya sama saja dengan ritual grebeg.

Baca Juga: Sejarah Perumusan Naskah Proklamasi, Gerbang Pintu Menuju Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945

4. Upacara adat Kanduren

Upacara kenduren ini lebih banyak dikenal dengan “Selametan”. Dimana prosesi ritualnya dilakukan dengan doa bersama mengucap rasa syukur atas keselamatan yang diberikan Tuhan YME. Sekaligus juga memanjatkan doa-doa bagi para leluhur.

Hingga saat ini, upacara kenduren masih sering dijumpai pada waktu tertentu, seperti pernikahan, khitanan, meninggalnya seseorang, dan lain-lain.

Ritual selametan ini biasanya dipimpin seorang tokoh agama. Dimana pada proses ini akan dilengkapi dengan sajian-sajian sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur.

Budaya Indonesia memang memiliki keunikan tersendiri seperti halnya upacara adat jawa. Namun keunikan ini janganlah hanya tinggal cerita, tidak salah untuk tetap dilestarikan sebagai ciri khas dari bangsa Indonesia.

 

Editor: M Fahmi

Sumber: Dari Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x