Upacara adat tedak siten dilakukan bagi bayi yang usianya sudah mencapai 8 bulan atau sedang mulai latihan berjalan. Di daerah lain pun dilakukan upacara semacam ini dengan sebutan “turun tanah”.
Tujuan dilakukannya upacara tedak siten adalah sebagai bentuk pengungkapan rasa syukur orang tua atas pemberian nikmat kesehatan bagi anaknya.
Baca Juga: Bendera Merah Putih, Saksi Bisu Sejarah Kemerdekaaan Indonesia 17 Agustus 1945
3. Upacara adat grebeg
Upacara grebeg ini dilakukan oleh masyarakat jawa ketika sudah memasuki bulan Mulud. Sehingga banyak yang menyebutnya sebagai acara “Muludan” yang dilaksanakan 3 kali dalam setahun.
Meskipun disebut sebagai Mulud namun pelaksananya tidak hanya saat memasuki bulan Mulud saja. Tetap juga ketika masuk bulan Syawal dan akhir tahun.
Tujuan dilakukannya ritual ini sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia yang diberikan-Nya.
Uniknya, bagi masyarakat pesisir Pantai Selatan dan Utara mempunyai adat larung sesaji atau menyajikan sesajen. Dimana tujuanya sebenarnya sama saja dengan ritual grebeg.
Baca Juga: Sejarah Perumusan Naskah Proklamasi, Gerbang Pintu Menuju Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945
4. Upacara adat Kanduren