Membuka Catatan Sejarah Proklamasi, Detik-Detik Menegangkan Menuju Kemerdekaan Indonesia

14 Agustus 2022, 18:10 WIB
Presiden Soekarno, pembaca teks proklamasi /Kolase foto Dok. Arsip Nasional RI/

PURBALINGGAKU – Detik-detik proklamasi menjadi catatan sejarah proklamasi yang bernilai, sebagai batu loncat menuju kemerdekaan Indonesia.

Sejarah proklamasi mencatat detik-detik proklamasi yang terjadi Jumat, 17 Agustus 1945 dimulai pukul 05.00.

Pemimpin bangsa dan tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda. Sebagai tempat sejarah proklamasi dalam perumusan teks hingga pada dini hari sebelum dibacakan.

Proklamasi kemerdekaan sudah disepakati akan dikumandangkan dari kediaman Presiden Soekarno. Tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Kesepakatan tersebut menyatakan bahwa proklamasi diadakan pada pukul 10.00.

Sebelumnya Bung Hatta memberikan pesan kepada para pemuda pers dan kantor berita. Tujuanya untuk memperbanyak dan menyebarkan teks proklamasi ke seluruh dunia.

Baca Juga: Sejarah Perumusan Naskah Proklamasi, Gerbang Pintu Menuju Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Detik-detik proklamasi menjelang pelaksanaan, suasana di kediaman Soekarno cukup sibuk.

Soewirjo, wakil walikota kala itu memerintahkan Mr. Wilopo mempersiapkan seluruh peralatan, yang digunakan untuk menunjang jalanya proklamasi kemerdekaan.

Peralatan yang dimaksud seperti mikrofon dan pengeras suara serta perangkat lain yang dibutuhkan.

Sudiro kemudian memerintahkan Suhud untuk menyiapkan satu tiang bendera. Karena kepanikan, Suhud lupa bahwa di halaman kediaman Soekarno terdapat 2 tiang bendera besi yang sudah tidak digunakan.

Suhud justru mencari sebatang bambu yang ada di belakang rumah. Bambu tersebut dibersihkannya kemudian diberikan tali. Selanjutnya ditanam di teras rumah.

Bendera sudah dijahit oleh Fatmawati, istri dari Soekarno. Bentuk dan ukuran bendera pertama Indonesia memang tidak standar.

Hal itu karena ukuran kainya tidaklah sempurna. Mulanya memang kain itu sebenarnya bukan dipersiapkan untuk membuat sebuah bendera.

Baca Juga: Bendera Merah Putih, Saksi Bisu Sejarah Kemerdekaaan Indonesia 17 Agustus 1945

Rakyat yang sudah mengetahui informasi adanya pelaksanaan proklamasi kemerdekaan, sudah berkumpul.

Kediaman Soekarno kala itu sudah dipenuhi oleh massa dari rakyat dan pemuda yang berbaris.

Tampak kegelisahan dari orang-orang disana kala itu. Mereka mengkhawatirkan adanya pengacauan pihak Jepang kala proklamasi belum dibacakan.

Kondisi Soekarno saat itu sebenarnya tidak sedang sehat. Malam hari panas dingin dan baru beranjak tidur dini hari setelah teks proklamasi selesai dirumuskan.

Rakyat yang sudah menunggu sejak pagi hari sudah tidak sabar menunggu pembacaan teks proklamasi.

Suasana tegang meliputi kediaman Soekarno, dimana rakyat ingin segera proklamasi dibacakan.

Para pemuda pun akhirnya mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Sayangnya, Soekarno tidak mau membacakannya tanpa Hatta.

Sampai 5 menit sebelum dimulainya acara. Hatta datang deangn pakaian serba putih dan menuju ke kamar Soekarno.

Sembari menyambut kedatangan Hatta, Soekarno beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas mengenakan pakaian serba putih.

Upacara proklamasi kemerdekaan diadakan secara sederhana tanpa menggunakan protokol.

Latief Hendraningrat, anggota PETA bergegeas memberikan komandu pada barisan pemuda dan rakyat yang sudah menunggu.

Secara serentak, semua orang berdiri tegak dan sikap sempurna. Kemudian Latief mempersilahkan Soekarno dan Hatta untuk maju mendekati mikrofon.

Suara yang mantap dan jelas dari Soekarno membuka acara dengan pidato pendahuluan secara singkat.

Setelah pidato singkat, Soekarno kemudian membacakan dengan lantang dan tegas teks proklamasi kemerdekaan.

Baca Juga: Lagu Indonesia Raya 3 Stanza, Sejarah dan Lirik Lagu Lengkap

Hal tersebut menjadi tanda bahwa Indonesia sudah menyatakan diri sebagai negara yang merdeka.

Acara tersebut dilanjutkan pengibaran bendera merah putih. SK. Trimurti yang semula diminta mengibarkan bendera, menolaknya dengan alasan lebih baik seorang prajurit.

Latief Hendraningrat dengan seragam PETA hijau dekil mendekati tiang bendera secara sukarela.

Dilanjutkan dengan Suhud yang mengambil bendera di atas baki yang sudah dipersiapkan. Kemudian mengikatnya ke tiang bendera dibantu Latief.

Bendera dinaikkan secara perlahan. Tanpa ada komando, rakyat secara spontan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.

Sehingga bendera dinaikkan sangat lambat agar bisa menyesuaikan irama lagu dari Indonesia Raya.

Setelah pengibaran bendera selesai, pidato sambutan disampaikan oleh Soewirjo dan dr. Muwardi.

Detik-detik proklamasi menjadi detik menegangkan dalam sejarah proklamasi. Sebab detik-detik tersebut menentukan kelancaran pembacaan teks proklamasi kemerdekaan.***

Editor: M Fahmi

Sumber: Setneg

Tags

Terkini

Terpopuler