Wujud Dakwah Berkemanusiaan, Muhammadiyah Berdayakan Kelompok LGBT yang Terpinggirkan

- 2 April 2022, 05:49 WIB
Penganugerahan penghargaan kepada kelompok difabel di sela seminar pra Muktamar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kamis 32 Maret 2022. Muhammadiyah konsisten pada dakwah kemanusiaan dengan hadir ke tengah kelompok rentan dan termarjinalkan.
Penganugerahan penghargaan kepada kelompok difabel di sela seminar pra Muktamar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kamis 32 Maret 2022. Muhammadiyah konsisten pada dakwah kemanusiaan dengan hadir ke tengah kelompok rentan dan termarjinalkan. /Suara Muhammadiyah

PURBALINGGAKU - Islam berkemajuan yang menjadi semangat dakwah persyarikatan Muhammadiyah mewujud dalam berbagai gerakan kemanusiaan. Satu di antaranya pemberdayaan kelompok LGBT (lesbian, gay, bisexual, dan transgender) yang termarjinalkan.

Pemberdayaan kepada kelompok LGBT ini menjadi program unggulan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah. Program ini diilhami oleh visi al-irsyadah atau membuka jalan kepada petunjuk.

“Berdasarkan pengertian agama Islam menurut Muhammadiyah, ada hadis ad dinu yusrun (agama itu mudah) dan keberagamaan yang terbaik adalah yang hanif, moderat, toleran," kata Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, pada seminar pra muktamar bertema “Mendampingi Kelompok Difabel, Marginal, Dhu’afa dan Mustad’afin: Model Baru Pemberdayaan Sosial” di Auditorium At Tauhid Lantai 13 Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kamis 31 Maret 2022.

"Ada prinsip yassiru wa laa tu’assiru (permudah, jangan persulit), basysyiru wa laa tunaffiru (sebarkan kabar gembira, bukan ancaman). Apalagi sesungguhnya surga jannatun naim itu menyapa semua orang, tidak pilih siapapun, termasuk kaum marjinal,” ujar dia melanjutkan.

Muhammadiyah memandang semua manusia sebagai hamba Allah yang punya kedudukan mulia dan harus diperlakukan selayaknya manusia.

“Maka pendampingan kita ke sana adalah bagaimana kita memperlakukan mereka sebagai manusia yang berhak masuk surga serta membimbing mereka memahami fikih dalam beribadah,” ujarnya.

Pemberdayaan yang dilakukan Muhammadiyah meliputi penguatan ekonomi, memberi pemahaman budaya, dan memberikan pendampingan.

“Kita menolak LGBT sebagai gaya hidup, tapi kita tidak boleh semena-mena kepada orang yang menjadi korban dari LGBT. Kita memberantas kemiskinan, tapi tidak boleh sia-sia kepada orang miskin. Ingat, mereka tetap manusia yang punya hak surga seperti kita. Jadi, dakwah itu jangan hanya memahami ayat Alquran dan hadis saja, tapi dakwah pun harus memahami manusia. Kalau ingin dakwah berhasil, pahamilah manusianya,” tutur Tafsir.

Dakwah kemanusiaan PWM Jawa Tengah telah mengembalikan ratusan orang ke jalan yang benar. Seseorang yang memiliki ketakwaan yang baik, l sejatinya tidak berjarak dengan semua lapisan masyarakat.

Halaman:

Editor: Afgani Dirgantara

Sumber: suaramuhammadiyah.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah