Lengkap! Ini Sejarah Idul Adha yang Wajib Kamu Ketahui

9 Juli 2022, 17:47 WIB
ilustrasi Sejarah Idul Adha, Kisah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Keikhlasan Menjalankan Perintah Allah /Michelle McEwen

PURBALINGGAKU - Simak hingga akhir mengenai penjelasan sejarah Idul Adha. 

Tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah Idul Adha sehingga banyak hikmah yang dapat dipetik oleh umat muslim saat ini. 

Dapat dibilang sejarah Idul Adha ini bermuara pada makna bahwasanya ketakwaan pada Allah SWT. adalah segala-galanya.

Berikut sejarah Idul Adha yang wajib diketahui oleh umat muslim.

Baca Juga: Apa Makna Kain Ihram Berwarna Putih yang Dikenakan Jamaah Haji?

Kisah Nabi Ibrahim merupakan awal mula sejarah Idul Adha.

Dahulu, neliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu masih menyusu.

Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun.

Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun.

Baca Juga: Dijamin Empuk! Begini Resep Membuat Rendang A la Chef Rudy

Namun, pada saat itu baik Nabi Ibrahim maupun Siti Hajar sangat menunjukkan ketakwaannya.

Keduanya melaksanakan perintah Allah SWT tanpa banyak protes.

"Ya Tuhan kami sesunggunnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di suatu lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahmu (Baitullah) yang dimuliakan.

Ya Tuhan kami (sedemikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah gati sebagia manusia cenderung kepada mereka dan berizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur," (QS Ibrahim: 37).

Baca Juga: Bagaimana Do'a Menyembelih Hewan Kurban Milik Orang Lain? Simak Hingga Akhir

Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak biasa menyusui Nabi Ismail.

Akhirnya beliau mencari air kesana kemari sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. 

Tiba-tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.

Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah. 

Baca Juga: Bagaimana Do'a Menyembelih Hewan Kurban Milik Sendiri? Simak Hingga Akhir

Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat siti hajar dan nabi ismail, untuk membeli air.

Datang rejeki dari berbagai penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya.

Akhirnya lembah itu hingga saat ini terkenal dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur, berkat do’a Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat.

Akibat dari kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan “Khalilullah” (kekasih Allah).

Baca Juga: Link Nonton Anime Violet Evergarden Episode 1-13 Sub Indo

Setelah gelar Al-khalil disandangnya, Malaikat bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasihmu. Padahal ia disibukkan oleh urusan kekayaannya dan keluarganya?”

Allah berfirman: “Jangan menilai hambaku Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah, tengoklah isi hatinya dan amal baktinya!”

Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa konon, Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta.

Riwayat lain mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Suatu jumlah yang menurut orang di zamannya adalah tergolong milliuner.

Baca Juga: TRANSFER UPDATE: Barcelona Masih Ingin Datangkan Raphinha, Setelah Dikabarkan Bergabung dengan Chelsea!

Ketika pada suatu hari, Ibrahim ditanya oleh seseorang “milik siapa ternak sebanyak ini?” maka dijawabnya: “Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga.”

Sebagai realisasi dari firmannya ini, Allah SWT mengizinkan pada para malaikat menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim.

Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’anul ‘adzim mengemukakan bahwa, pernyataan Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan anaknya jika dikehendaki oleh Allah itulah yang kemudian dijadikan bahan ujian, yaitu Allah menguji iman dan taqwa Nabi Ibrahim melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia 7 tahun. 

Anak yang elok rupawan, sehat lagi cekatan ini, supaya dikorbankan dan disembelih dengan menggunakan tangannya sendiri.

Baca Juga: 7 Penyebab Sariawan Menurut dr Saddam Ismail, Nomor 3 Sering Kita Lakukan!

Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar,” (QS Aa-saffat: 102).

Ketika keduanya siap untuk melaksanakan perintah Allah, datanglah setan sambil berkata, “Ibrahim, kamu orang tua macam apa kata orang nanti, anak saja disembelih?” “Apa kata orang nanti?” “Apa tidak malu? Tega sekali, anak satu-satunya disembeli!” “Coba lihat, anaknya lincah seperti itu!” “Anaknya pintar lagi, enak dipandang, anaknya patuh seperti itu kok dipotong!” “Tidak punya lagi nanti setelah itu, tidak punya lagi yang seperti itu! Belum tentu nanti ada lagi seperti dia.”

Nabi Ibrahim sudah mempunya tekat. Ia mengambil batu lalu mengucapkan, “Bismillahi Allahu akbar.” Batu itu dilempar.

Akhirnya seluruh jamaah haji sekarang mengikuti apa yang dulu dilakukan oleh Nabi Ibrahim ini di dalam mengusir setan dengan melempar batu sambil mengatakan, “Bismillahi Allahu akbar”.

Hal ini kemudian menjadi salah satu rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah.

Baca Juga: Inilah Doa Memohon Rezeki yang Dapat Diamalkan Sehari-hari

Nabi Ibrahim memantapkan niatnya.

Nabi Ismail pasrah bulat-bulat, seperti ayahnya yang telah tawakkal.

Sedetik setelah pisau nyaris digerakkan, tiba-tiba Allah berseru dengan firmannya, menyuruh menghentikan perbuatannya tidak usah diteruskan pengorbanan terhadap anaknya.

Allah telah meridloi kedua ayah dan anak memasrahkan tawakkal mereka.

Baca Juga: 4 Obat Alami Sembuhkan Sariawan, Mudah dan Ampuh!

Sebagai imbalan keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110:

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ

“Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian.”

سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ

“Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim.”

كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

“Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengonsumsi Buah Agar Manfaatnya Tidak Hilang? Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Menyaksikan tragedi penyembelihan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah umat manusia itu, Malaikat Jibril kagum, seraya terlontar darinya suatu ungkapan “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.”

Nabi Ibrahim menjawab “Laailaha illahu Allahu Akbar.”

Kemudian dismbung oleh Nabi Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu.’

Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail diatas, bagi kita harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang mengandung pembelajaran paling pentik yakni ketakwaan pada Allah SWT.

Demikianlah kisah atau sejarah lengkap Idul Adha yang wajib diketahui oleh umat muslim.***

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: M Fahmi

Sumber: jabar.kemenag.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler