Menguak Ancaman ketika Lubuk Sungai di Purbalingga Menghilang

- 18 September 2023, 10:26 WIB
Pegiat dan pemerhati lingkungan lintas komunitas menggelar diskusi 'Kali Ilang Kedunge' menyoroti fenomena degradasi lingkungan dan kekeringan di Purbalingga.
Pegiat dan pemerhati lingkungan lintas komunitas menggelar diskusi 'Kali Ilang Kedunge' menyoroti fenomena degradasi lingkungan dan kekeringan di Purbalingga. /

Ketua Komunitas Pegiat Alam Mayapada Rully Suyitno menyebutkan, pecinta alam dan lintas komunutas sudah banyak melakukan kegiatan konservasi, seperti penanaman pohon, bersih sungai, pemeliharaan mata air, pendataan juga edukasi. "Kami butuh dukungan dan kolaborasi yang lebih baik dengan seluruh stakeholder agar kegiatan tidak dilaksanakan sporadis tetapi komprehensif dan berkelanjutan," katanya.

Sarwanto, Kordinator Pos Penyuluh Kehutanan (Posluhut) Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah VII Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (LHK) Provinsi Jawa Tengah menyatakan degradasi lingkungan memang terjadi. Banyak penggundulan dan peralihan hutan menjadi peruntukan lainnya yang kurang bernilai konservasi.

Baca Juga: Penambang Ilegal di Sungai Klawing Purbalingga Resahkan Warga Tiga Desa

"Tantangan kita di lapangan memang benturan antara konservasi dengan kepentingan lainnya, dalam hal ini ekonomi," katanya.

Untuk itu, Sarwanto mengajak semua pihak berkolaborasi dalam kerangka memperbaiki kerusakan lingkungan, salah satunya dengan penanaman. "Kami siap memfasilitasi jika ada kebutuhan bibit juga berkoordinasi dalam penanamannya," katanya.

Budayawan Agus Sukoco menyatakan tema diskusi ini memang relevan dengan kejadian yang terjadi. Menurutnya, 'Kali Ilang Kedunge' memang sebuah kenyataan.

Pegiat dan pemerhati lingkungan lintas komunitas menggelar diskusi 'Kali Ilang Kedunge' menyoroti fenomena degradasi lingkungan dan kekeringan di Purbalingga.
Pegiat dan pemerhati lingkungan lintas komunitas menggelar diskusi 'Kali Ilang Kedunge' menyoroti fenomena degradasi lingkungan dan kekeringan di Purbalingga.

"Banyak lubuk sungai yang menjadi tempat bermain di saat saya kecil sekarang sudah tidak ada," katanya.

Menurutnya, perlu perubahan paradigma budaya untuk memperbaiki lingkungan. Misalnya, menempatkan sungai sebagai halaman depan yang harus dijaga.

"Konsepnya dalam Budaya Jawa ada 'Memayu Hayuning Bawono', yang artinya 'mempercantik kecantikan bumi'. Dengan demikian, kita ditugaskan bukan hanya menjaga tetapi mempercantik bumi yang sudah cantik," katanya

Halaman:

Editor: M Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x