PURBALINGGAKU- SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga telah memulai langkah progresif melalui pemilihan Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tingkat ranting.
Dalam proses ini, terdapat 12 calon yang bersaing ketat, karena sekolah ini tidak menerapkan ambang batas minimal untuk menjadi Ketua IPM.
Pemilihan Ketua IPM di SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga menandai sebuah upaya penting untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi di antara para pelajar.
Keterlibatan sebanyak 12 calon menunjukkan semangat kompetisi yang kuat, di mana setiap calon memiliki kesempatan yang sama untuk mewakili dan memimpin organisasi ini.
Baca Juga: Tips Membuat Taman Mini yang Cantik di Rumah Anda
Langkah ini juga mencerminkan pendekatan inklusif yang diadopsi oleh sekolah ini. Dengan tidak mengenakan ambang batas minimal, SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga memberi ruang bagi semua siswa yang berminat dan memiliki tekad untuk memimpin, tanpa memandang latar belakang atau prestasi sebelumnya.
Pemilihan seperti ini adalah ajang pendidikan yang sangat berharga. Para siswa tidak hanya belajar tentang proses demokrasi, tetapi juga tentang bagaimana menghargai perbedaan pendapat dan memahami pentingnya partisipasi aktif dalam kehidupan sekolah dan masyarakat.
Baca Juga: Pengangkatan Pejabat Baru oleh UMP untuk Kemajuan Pendidikan Tinggi
"Hasil dari pemilihan Ketua IPM di SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga akan menjadi cermin dari keinginan dan aspirasi dari para pelajar itu sendiri", kata apt Nur Fitri Widianti SSi, Kepala SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga.
Hal ini juga menunjukkan bahwa sekolah ini memberikan penghargaan yang tinggi terhadap suara dan keputusan kolektif para siswanya.
Ia juga mengatakan pembelajaran seperti inilah yang sesungguhnya mengenai sistem demokrasi. Sekolah mendukung penuh sebagai bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Baca Juga: Menuju Pendidikan Inovatif, UMP Lantik Wakil Rektor Pilihan Terbaik
Dengan demikian, proses ini memberikan gambaran yang kuat tentang bagaimana sebuah sekolah dapat mempraktekkan nilai-nilai demokrasi dalam lingkungan pendidikan terutama di sekolah SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga.***