Berikut Contoh Esai Mengenai Teori Pertukaran Sosial, Lengkap dengan Studi Kasusnya

- 25 September 2023, 17:12 WIB
Ilustrasi seseorang yang biasa melakukan aktivitas mengetik
Ilustrasi seseorang yang biasa melakukan aktivitas mengetik /Stevepb/Pixabay

Tokoh yang juga  turut berkontribusi dalam teori pertukaran adalah Peter M. Blau. Dalam membangun  teori pertukaran sosial, Blau dipengaruhi oleh pemikiran B.F. Skinner, seorang psikolog yang memiliki teori behaviorisme dan Homans (Zaifullah, 2021). Menurut B.F. skinner, hubungan antara stimulus dengan respons yang ditunjukkan individu terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Jadi, apabila pada masa lalunya tindakan individu ini menguntungkan maka berkemungkinan besar akan terulang di masa depannya. Begitu pun sebaliknya, apabila tindakan di masa lalu cenderung merugikan, maka kecil kemungkinan untuk terulang kembali. Oleh sebab itu, sosiolog menyebutnya dengan hadiah (reward) keuntungan yang diperoleh untuk mendukung seseorang melakukan tindakan yang dilakukan di masa lalunya kemudian hari dan ganjaran (hukuman) untuk mengurangi kemungkinan perilaku terulang.

Sebuah fenomena yang tidak asing lagi di Indonesia yakni prestasi yang diapresiasi melalui pemberian kado yang disukai. Slavin dalam (Zaifullah, 2021) menyebutkan bahwa ada beberapa macam reward atau imbalan yang diberikan pada siswa berprestasi yakni dapat berupa pujian, penghargaan, hingga hadiah atau imbalan lain. Pemberian imbalan tersebut dapat berasal dari guru di sekolah bahkan oleh orang tuanya sendiri. Bukan tanpa sebab baik guru atau orang tua memberikan sebuah imbalan kepada seorang siswa atau anak. Tidak lain dan tidak bukan ini dilakukan berkat usaha jeri payah mereka dalam bersekolah, menuntut ilmu, hingga mencetak sebuah prestasi. Ada berbagai macam tujuan pemberian reward atau hadiah, contohnya meningkatkan kemauan siswa tersebut untuk tetap atau bahkan mempertinggi prestasi, membuat siswa ingin terus melakukan pengorbanan yang berulang-ulang dan lebih keras untuk belajar agar mendapatkan sebuah hadiah atau penghargaan.  Selain itu, pemberian reward juga guna merangsang motivasi belajar serta berkegiatan secara produktif. Pemberian hadiah atau penghargaan akan membentuk kecenderungan anak untuk merasa bangga dan bahagia. Kebanggaan yang anak dapatkan akan menjamin si anak untuk terus mengulangi bahkan meningkatkan proses belajar mereka. Dengan kata lain, yang lebih sederhana ialah makin tinggi reward yang didapat, makin besar kemungkinan suatu tindakan serupa akan diulang.

Sejalur dengan itu, ada proposisi untuk menjelaskan proses pertukaran yang telah dikemukakan oleh Homans, yaitu proposisi sukses. Dalam gambaran proposisi ini, bila seorang anak berhasil memperoleh ganjaran, maka ia akan cenderung mengulangi tindakan tersebut. Seorang anak atau siswa mendapatkan prestasi dengan nilai rapor yang rata-rata mencapai angka tertinggi di sekolahnya. Semua ia dapat melalui proses belajar yang tekun. Melihat pemberian hadiah karena prestasinya tersebut, ia akan terus melanjutkan pembelajaran yang tekun bahkan lebih dari sebelumnya agar di masa yang akan datang ia memperoleh hadiah yang sama atau bahkan lebih memuaskan lagi. Pada saat yang sama, Homans dalam (Wardani, 2016) menuturkan beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proposisi sukses. Pertama, meskipun istilah semakin diberi hadiah semakin besar kemungkinan untuk mengulang sebuah tindakan, namun tindakan semacam itu tak menjamin adanya tindakan yang berlangsung persis sama, dalam waktu yang lama (tanpa batas). Kedua, semakin pendek jarak perilaku dan hadiah, maka besar kemungkinan seseorang mengulang tindakan itu. Ketiga, pemberian hadiah secara rutin atau teratur dapat menimbulkan kebosanan. Di samping itu, ada proposisi stimulus, proposisi ini dapat menggambarkan kondisi seorang anak yang diiming-imingi barang kesuakaannya oleh orang tua supaya ia rajin belajar dan memperoleh hasil rapor yang membanggakan.

Tidak berhenti sampai di situ, Hadi dalam (Zaifullah, 2021) menyebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memberikan ganjaran, yaitu pemberian ganjaran tidak boleh terlalu sering, di khawatirkan siswa merasa sombong atas keberhasilan yang telat dicapai, pemberian ganjaran atau reward harus adil (bukan berdasarkan simpati terhadap seseorang, ganjaran harus dapat dicapai oleh semua anak didik atau siswa atas dasar kerajinannya, kesungguhannya dan ketekunannya. Reward sangat penting dalam memotivasi siswa untuk mengukir prestasi di sekolahnya. Selain itu, sekolah pun mendapat keuntungannya juga, yakni nama sekolah turut harum, orang tua patut berbangga. Pemberian reward semacam ini kepada anak atau siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat dan tekun.

Teori pertukaran sosial ini selain dapat menjelaskan dan menafsirkan suatu fenomena, juga dapat menyeimbangkan pengorbanan dan keuntungan yang didapatkan dar pihak lain. Dengan ini hubungan antar individu dalam suatu kelompok masyarakat akan terjaga dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan. Namun, tidak menutup kemungkinan sebuah teori ini memiliki kekurangan, apalagi ketika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya hadiah yang diberikan atas dasar pencapaian yang telah kita usahakan, dapat menjadi beban bagi si penerima untuk nantinya di suatu hari ia mengembalikan yang serupa. Kemudian, teori ini bisa saja membuat seseorang terlalu pamrih dapat melakukan sesuatu. Hal ini terjadi karena pembiasaan untuk mengharapkan sebuah hadiah atau imbalan lain."

DAFTAR PUSTAKA

Zaifullah. 2021. Urgensi Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi belajar pendekatan teori Peter M. Blau (Teori Pertukaran). Journal Of Pedagogy. Vol:4.No:1. Hal:1-5.

Mighfar, Sokhibul. 2015. Social Exchange Theory: Telaan Konsep George C.Homans Tentang Teori Pertukaran Sosial. Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan. Vol:9. No.:2. Hal: 259-282.

Marta, Erni Dwi. 2016. Implementasi Pemberian Reward Kepada Siswa SD Muhammadiyah Bantul Kota. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.: Yogyakarta.

Wardani. 2016. Membedah Teori Sosiologi: Teori Pertukaran (exchange theory) George Caspar Homans. Jurnal Studia Insania. Vol: 4 No.:1. Hal:19-38.

Halaman:

Editor: M Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x