Tingkat Inflasi Indonesia Era Jokowi, Mulai Dari Pemangkasan Subsidi BBM yang Minim Protes Tahun 2014

- 5 September 2022, 17:53 WIB
Ilustrasi tingkat inflasi indonesia era jokowi
Ilustrasi tingkat inflasi indonesia era jokowi /BPMI SATPRES/

PURBALINGGAKU - Tingkat inflasi Indonesia, pada dasarnya termasuk tinggi dibandingkan negara berkembang lain.

Negara berkembang lain, mengalami inflasi pada periode 2005-2014 sekitar 3-5 persen per tahun.

Sementara tingkat inflasi Indonesia, justru mencapai nilai rata-rata 7,5 persen dalam periode tersebut.

Baru sekitar tahun 2015, di era Jokowi, tingkat inflasi Indonesia cukup terkendali, bahkan bisa dikatakan sebagai era inflasi rendah.

Tingkat inflasi Indonesia yang tinggi, erat kaitanya dengan penetapan harga-harga barang oleh pemerintah.

Misalnya harga energi listrik dan harga BBM ditetapkan Pemerintah, sehingga sifatnya defisit. Dimana hasilnya akan diserap oleh Pemerintah melalui BUMN.

Program-program jangka panjang, bisa memberikan tekanan ancaman pada APBN, sehingga menekan belanja publik agar proyek jangka panjang dapat produktif.

Baca Juga: Download Aplikasi Pergerakan Harga Emas, Bantu Investor Tentukan Waktu Jual Beli Emas

Misalnya proyek infrastruktur yang dicanangkan oleh Jokowi.

Beliau dianggap sukses, karena berhasil mengurangi dana subsidi untuk energi demi meningkatkan pengucuran dana pada pembangunan infrastruktur.

Kembali lagi ke masa tahun 2014, dimana Jokowi baru saja menjabat, subsidi BBM langsung dipotong 31 persen untuk jenis premium, sedangkan solar sebesar 26 persen.

Tapi tingkat protes yang terjadi cukup sedikit, sebab saat itu harga Crude Oil secara global sedang dalam posisi rendah.

Saking rendahnya, bahkan mampu menurunkan harga untuk premium dan solar setelah dipangkasnya subsidi BBM tersebut.

Jatuhnya harga Crude Oil sangatlah dramatis, sehingga tidak mengakibatkan dampak signifikan pada harga pasca pemangkasan tersebut.

Bahkan situasi tersebut, membuat pemerintah mendapat subsidi dari pembelian BBM subsidi, sebab harga BBM subsidi lebih mahal daripada harga pasar.

Meskipun demikian, keputusan pemerintah memotong BBM subsidi di tahun 2014 tersebut justru meningkatkan laju inflasi bulanan.

Berdasarkan data, yaitu sebanyak 1,50 persen di November 2014 kemudian 2,46 persen di Desember 2014.

Meningkatnya inflasi bulanan, mampu membuat sebagian masyarakat yang berada di luar garis kemiskinan menjadi ke dalamnya.

Baca Juga: Cara Prediksi Naik Turunnya Harga Emas, Perhatikan Pergerakan Mata Uang AS

Sehingga perlu diadakan program bantuan sosial secara tepat, agar kemiskinan tidak mengalami peningkatan.

Harga Crude Oil secara global, kemudian terus menurun di tahun 2015 dan 2016 yang akhirnya membuat pemerintah dapat memangkas belanja subsidi untuk energi hingga tahun 2016.

Di sisi lain, pemerintah menampilkan formula harga baru yang diterapkan untuk BBM subsidi.

Harga tersebut disesuaikan dengan harga minyak secara internasional.

Hal tersebut membuat BBM subsidi di Indonesia, pergerakannya lebih sesuai dengan harga Crude Oil Global.

Nyatanya pemerintah sudah mencoba menghindari revisi BBM subsidi, sejak bulan April 2016 walaupun Crude Oil mengalami rebound.

Sehingga saat ini menyebabkan adanya tekanan baru untuk neraca anggaran pemerintah.

Motif dibalik adanya hal tersebut kurang lebih adalah masalah politik.

Baca Juga: 5 Penyebab Fluktuasi Harga Emas, Kekuatan Ekonomi AS Berpengaruh

Data tingkat inflasi Indonesia berdasarkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Tahun 2014 sebesar 8,36 %

2. Tahun 2015 sebesar 3,35 %

3. Tahun 2016 sebesar 3,02 %

4. Tahun 2017 sebesar 3,61 %

5. Tahun 2018 sebesar 2,72 %

6. Tahun 2019 sebesar 3,35 %

7. Tahun 2020 sebesar 1,68 %

8. Tahun 2015 sebesar 1,87 %

Baca Juga: Tujuan Audit Laporan Keuangan, Penting Bagi Perusahaan Sehat!

Dapat terlihat bahwa ada karakteristik inflasi yang tidak stabil di Indonesia.

Sehingga mengakibatkan adanya deviasi lebih besar, dibandingkan dengan proyeksi inflasi tahunan Bank Indonesia.

Ketidakstabilan inflasi semacam ini, dapat menciptakan biaya peminjaman lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Meskipun demikian, perlahan terdapat perbaikan dari segi pertumbuhan laju inflasi tersebut.

Meskipun tidak dapat dipungkiri, masih terdapat kekurangan dan kelebihan dari setiap strategi pemerintah dalam menekan tingkat inflasi Indonesia.***

Editor: Tias Cahya

Sumber: Bank Indonesia Dari Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x