Vaksin Merah Putih Masuk Tahap Hilirisasi Industri, Peneliti Eijkman Berharap Bisa Segera Uji Praklinik

- 25 Januari 2022, 22:46 WIB
Peneliti riset vaksin merah putih./ Dhemas Reviyanto/Antara.
Peneliti riset vaksin merah putih./ Dhemas Reviyanto/Antara. /

PURBALINGGAKU - Peneliti Pusat Riset Biologi Molekular (PPRBM) Eijkman-BRIN, Tedjo Sasmono mengatakan, saat ini perkembangan Vaksin Merah Putih sudah dalam tahap hilirisasi di mitra industri, yakni PT Bio Farma.

Ia berharap dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan uji pra-klinik dan klinik.

“Semoga vaksin COVID-19 karya anak bangsa ini bisa berkontribusi dalam penanggulangan pandemi dan menjadi wahana untuk kemandirian bangsa dalam riset vaksin,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa 25 Juni 2022.

Baca Juga: Hujan Deras Disertai Angin Kencang Sebabkan Puluhan Pohon Tumbang dan Tanah Longsor di Purbalingga

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala PRBM Eijkman, Wien Kusharyoto menyebut vaksin Covid-19 dengan platform sub unit protein rekombinan itu masih dalam proses pengembangan.

“Riset Vaksin Merah Putih masih berjalan, yang berbasis sel ragi atau yeast dalam proses pengembangan lebih lanjut. Tingkat produksinya juga sudah sesuai dengan taraf yang diisyaratkan pihak industri, dalam hal ini PT. Bio Farma,” katanya.

Baca Juga: Kebakaran Hebat Menghanguskan 26 Unit Rumah Semi Permanen, Api Merambat Cepat di Tambora Jakarta Barat

Terpisah, Periset Lab. Terapeutik dan Vaksin, Andri Wardiana mengatakan, sampai saat ini Indonesia belum berhasil membuat vaksin ataupun obat biologi lainnya secara mandiri.

“Dalam artian, dari mulai desain awal dan baru bisa melakukan transfer teknologi seperti yang dilakukan Biofarma dan beberapa perusahaan farmasi lainnya,” terangnya.

Menurutnya, agar Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri, harus dimulai dengan melakukan kerja sama banyak pihak.

“Dukungan secara menyeluruh dari berbagai pihak meliputi akademisi/ peneliti, pelaku industri dan pendukung lainnya, termasuk political will dari pemerintah juga diperlukan,” ujarnya.

Baca Juga: Puskesmas Rembang Bentuk Posyandu Remaja di Desa Bodaskarangjati Purbalingga

Andri mencontohkan, pada pengembangan vaksin Covid-19 dari Oxford/Astrazeneca berbagai macam institusi saling memberikan support.

Berbagai institusi bekerja sama menghasilkan satu jenis vaksin yang mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di awal.

“Kita harus memulai seperti itu, kepakaran dari berbagai bidang berkumpul dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan utama yaitu kemandirian produksi vaksin,” tegas Andri.

Baca Juga: Ibu Hamil Jangan Sampai Kekurangan Yodium, Berpengaruh dengan Kecerdasan Anak

Dia berharap program Vaksin Merah Putih  bisa dijadikan momentum untuk mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri.

“Kita harus sudah mulai belajar memperbaiki hal-hal apa saja yang menjadi kendala pada proses pengembangan Vaksin Merah Putih ini” katanya.***

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: BRIN


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah