Relawan BPBD Desa Gumelem Kulon, Sirun menuturkan, warga memanfaatkan kentongan sebagai peringatan agar masyarakat waspada. Biasanya, itu dibunyikan secara bersahutan.
“Kita mukul kentongan, lainnya mukul sampai sejauh mungkin. Minimal satu RT ada lima kentongan. Kita harus waspada. Kalau peringatan tinggal pukul saja. Kalau di pegunungan, kentongan amat efektif. Kalau kita gunakan HP kurang efektif, terutama saat listrik padam,” kata Sirun.
Warga RT 1 RW 7 Desa Gumelem Kulon, Sarto mengatakan, kentongan sebagai tanda bunyi adanya bahaya merupakan hal penting di desanya, karena rumah warga berjauhan. Misalnya saat ada longsor, bencana kebakaran, dan lainnya.
“Kentongan itu sangat penting buat saya. Bisa jadi tanda kalau ada bencana,” kata dia.
Seorang pegiat radio intercom Desa Gumelem Kulon, Karjo mengatakan, mereka kerap memanfaatkan radio intercom untuk memberikan informasi penting. Termasuk dalam memberikan informasi bencana longsor.***