Network
PURBALINGGAKU-Apa Itu Total Productive Maintenance (TPM) populer dalam industry rekayasa ataupun engineering, dimana bidang ini sangat memegang peranan penting. Hal tersebut sangat berkaitan dengan perawatan dan perbaikan seluruh komponen ataupun bagian yang ada dalam proyek atau pabrik tertentu.
Ketika melakukan tugasnya, maka bidang ini juga memiliki beberapa ketentuan misalnya strategi melakukan perawatan atau maintenance, jadwal melakukan maintenance, dan lain-lain. Agar sistem tersebut dapat berjalan secara efektif maka salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan penerapan total productive maintenance.
Baca Juga: Hadiri Musyda Nasyiatul 'Aisyiyah, Bupati Tiwi Pesan Kuatkan Peran Perempuan dalam Pembangunan
Dalam berbagai industri seringkali mengenal adanya istilah maintenance yang dilakukan dengan cara total productive maintenance atau biasa disebut dengan TPM. TPM sendiri merupakan sistem yang biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan dan peningkatan kualitas produksi. Cara yang dilakukan yakni merawat peralatan dan perlengkapan kerja seperti halnya mesin, peralatan atau equipment, dan alat kerja lain.
Fokus paling utama dari TPM tersebut yakni untuk memastikan bahwa peralatan dan perlengkapan produksi mampu beroperasi sebaik mungkin. Hal tersebut untuk menghindari adanya keterlambatan dan kerusakan selama dalam proses produksi.
TPM sendiri merupakan konsep yang secara inovasi berasal dari Jepang, dimana mulanya diterapkan pada preventive maintenance di tahun 1951. Konsep ini sebenarnya merupakan adopsi dari konsep yang berasal dari Amerika Serikat.
Perusahaan pemasok Toyota yakni Nippondenso merupakan perusahaan yang pertama kali mengenalkan TPM di tahun 1960. Hal ini kemudian menjadikan Seiichi Nakajima yang kala itu merupakan Vice Chairman of Japan Institute of Plant Maintenance disebut bapak TPM.
Tujuan diadakannya TPM sendiri lebih kepada peningkatan produktivitas yang ada pada peralatan dan perlengkapan produksi. Namun hal ini menggunakan investasi perawatan yang dilakukan seperlunya untuk mencegah terjadinya kerugian besar yang masuk ke dalam six big losses.
Baca Juga: Klinik Pratama BNN Purbalingga Jadi IPWL
