Baca Juga: Link Nonton Insider Episode 14 SUb Indo bukan di Nodrakor
Kalender tersebut dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil Akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi.
Hari pertama dalam kalender Jawa jatuh pada bulan Suro yang berlangsung bersamaan dengan 1 muharram kalender Hijriyah.
Dalam buku berjudul "Misteri Bulan Suro, Prespektif Jawa Islam" ditulis oleh K.H. Muhammad Solikhin pada bukunya, kata “Suro” berasal dari kata “Asyura” dalam bahasa Arab memiliki arti “sepuluh”.
Pada buku setebal 300 halaman itu beliau juga menuliskan mengenai mengapa ada perayaan sakral pada malam satu Suro pada berbagai daerah di indonesia.
"Dari Sultan Agung inilah kemudian pola peringatan tahun Hijriah dilaksanakan secara resmi oleh negara, dan diikuti seluruh masyarakat Jawa," dikutip Purbalinggaku.com dari buku Misteri Bulan Suro, Prespektif Jawa Islam.
Berbagai ritual perayaan Muharram dan malam satu Suro di Indonesia terus lestari sampai sekarang berkat jasa Sultan Agung,” tulis Muhammad Solikhin dalam bukunya.
Perayaan atau tradisi akan malam satu Suro pun masih berjalan sampai saat ini di Surakarta, Yogyakarta, Malang, Temanggung dan berbagai daerah di Indonesia khususnya Jawa dengan beragam cara merayakannya.
Dalam perayaan malam sakral tersebut, beragam tradisi digelar untuk menyambut bulan Suro seperti jamas pusoko, ruwatan, hingga tapa brata.