Gempa Nias Selatan Bersumber dari Megathrust, BMKG: Skenario Terburuk Bisa Capai 8.9 SR

- 14 Maret 2022, 11:35 WIB
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita menggelar konferensi terkait gempa Nias Selatan melalui siaran langsung Instagram BMKG, Senin 14 Maret 2022.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita menggelar konferensi terkait gempa Nias Selatan melalui siaran langsung Instagram BMKG, Senin 14 Maret 2022. /tangkapan layar instagram BMKG/

PURBALINGGAKU- Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara, Senin 14 Maret 2022.

Episenter gempa yang terjadi pukul 04.09 WIB tersebut diketahui berada pada 154 kilometer Tenggara Nias Selatan dengan kedalaman 26 kilometer.

Getaran gempa tidak hanya dirasakan oleh warga daerah Nias Selatan saja, namun juga dirasakan oleh warga di daerah Padang, Siberut, Gunungsitoli, Padang Panjang dan Pariaman.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita menggelar konferensi terkait gempa Nias Selatan melalui siaran langsung Instagram BMKG, di hari yang sama.

Baca Juga: Bejat! Kakek di Tulungagung Perkosa Anak di Bawah Umur Teman Putrinya

Dwikorita menjelaskan, pusat gempa Nias Selatan posisinya berdekatan dengan pusat gempa yang pernah terjadi pada 1797 dengan magnitudo 8.5.

Kedua gempa bumi yang terjadi itu bersumber pada gempa dengan segmen yang sama yakni Megathrust.

"Sebelumnya, para pakar gempa telah memperhitungkan apabila segmen megathrush ini bergerak, maka pada kondisi skenario terburuk, magnitudonya dapat mencapai 8.9," jelas Dwikorita.

Hingga pukul 06.20, hasil monitor BMKG menyatakan bahwa sempat terjadi empat kali gempa susulan, dengan magnitudo terbesar yakni 6.0.

Baca Juga: Link Video Gol-gol Persija Jakarta saat Melibas Persikabo 4-0

Berdasarkan data tersebut, BMKG menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

"Mohon menghindari bangunan yang telah retak akibat gempa pagi tadi," tambah Dwikorita.

Dwikorita menekankan kembali bahwa gempa yang terjadi ini berada di zona Megathrust.

"Skenario terburuk kita terutama masyarakat di pemerintah daerah sekitar untuk menyiapkan dengan magnitudo 8,9. Itu skenario terburuk," tegas Dwikorita.

Lebih lanjut, Kepala BMKG itu mengatakan bahwa angka 8.9 skala richter ini bukan prediksi apalagi ramalan.

"Kita tidak tahu apakah itu akan terjadi, insya Allah tidak terjadi. Namun, untuk mitigasi apabila sewaktu-waktu terjadi, kita perlu mewaspadai dengan cara menyiapkan langkah mitigasi dan tata ruang yang benar-benar memperhatikan potensi guncangan tanah," pungkas Dwikorita.***

Editor: M Fahmi

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah