Contoh Esai Tentang Pemikiran Emile Durkheim, Tokoh Sosiologi

- 25 September 2023, 21:18 WIB
ilustrasi orang sedang mengetik membuat esai
ilustrasi orang sedang mengetik membuat esai /fixioner

PURBALINGGAKU - Berikut contoh esai tentang pemikiran Emile Durkheim, seorang tokoh sosiologi klasik. 

Dalam contoh esai ini, Anda akan dibawa untuk mengeksplorasi pemikiran Emile Durkheim. 

Dengan konsepnya yang cukup revolusioner, Emile Durkheim telah memberikan kontribusi mengenai masyarakat dan interaksi sosial. 

Esai tentang cara pandang Emile Durkheim dapat disimak berikut ini.

"Emile Durkheim lahir di Epinal pada 15 April 1858. Walaupun ia merupakan seorang yang agnostik namun ia memiliki perhatian pokok selama hidupnya yaitu moralitas. Durkheim memiliki pemikiran terkait fakta sosial. Fakta sosial adalah cara berpikir, bertindak, merasakan, yang berasal dari masyarkat dan mengendalikan individu. Dalam hal ini Durkheim memiliki landasan bahwa gejala seosial riil dan mempengaruhi kesadaran individu, serta perilakunya yang berbeda dari karakteristik psikologis, biologis, dan lainnya. Fakta sosial memiliki dua jenis, yaitu fakta sosial material, yaitu seperti gaya arsitektur, bentuk teknologi, serta hukum dan perundang-undangan, semua itu mudah dipahami karena bisa diamati secara langsung. Kemudian ada fakta nonmaterial, yaitu kekuatan moral seperti nilai dan norma.

Ada tiga karakteristik fakta sosial yang membedakan dengan gejala psikologis yaitu bersifat eksternal terhadap individu (nilai norma), bersifat memaksa ( hukum), bersifat umum ( milik bersama). Pemikiran Durkheim yang lain adalah berkaitan dengan solidaritas sosial, yaitu hubungan berdasarkan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat pada pengalaman emosional bersama. Durkheim membagi nya menjadi dua, yakti solidaritas mekanik ( pembagian kerja rendah, kesadaran kolektif kuat, hukum represif yang  kual dalam hal ini hukum adat, masyarakat didalamnya terlibat dalam penghukuman seseorang yang melanggar hukum adat, indivualisme rendah, interdependensi rendah, bersifat primitif serta konsesus pada pola normatif itu penting ) selanjutnya ada solidaritas organik ( pembagian kerja tinggi, kesadrana kolektif lemah, hukum restutif lemahdalam hal ini hukum formal, yang mengontrol penyipanan adalah badan hukum, individalisme tinggi, interpedensi tinggi, bersifat perkotaan, konsesus pada nilai yang umum dan abstrak itu penting).

Terakhir Durkheim memiliki pemikiran terkait bunuh diri dan integrasi sosial. Durkhiem dalam menganalisis bunuh diri tidak terlepas dari solidaritas sosial dan selalu berhubungan dengan perkara sosial. Durkheim tidak memfokuskan diri pada alasan seseorang bunuh diri, tetapi lebih mengarah pada alasan angka bunuh diri dari satu komunitas berbeda dengan komunitas yang lain. Ada tiga tipe bunuh diri menurut Durkheim yaitu yang pertama Egoistik ( bunuh diri yang didasari seseorang itu merasa paling dirugikan/menderita daripada orang lain, sehingga ia ingin melakukan bunuh diri), Inguistik ( bentuk tanggung jawab dia terhadap kelompoknya yang mendasari ia ingin bunuh diri ), serta Anomi ( tidak ada aturan yang jelas dalam lingkunganya, sehingga ia ingin bunuh diri ). Durkheim mengatakan bahwa faktor terpenting dalam perbedaan angka bunuh diri itu terletak pada perbedaan level fakta sosial. Kelompok yang berbeda akan memiliki sentimen kolektif yang berbeda pula sehingga menghasilkan arus sosial yang nantinya hal tersebut mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan tindakan bunuh diri."

Itulah contoh esai mengenai pemikiran tokoh sosiologi bernama Emile Durkheim yang cukup populer.***

Editor: M Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x