PURBALINGGAKU - Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih menyatakan bahwa Pertamina menanggung kerugian Rp3.350 per liter terhadap penjualan Pertalite.
Padahal, harga keekonomian Pertalite (RON 90) sebenarnya sudah berada di atas Rp 11.000 per liter, sementara Pertamina masih menjual jauh di dengan harga Rp7.650 per liter.
Energy Watch Indonesia (EWI) pun mengusulkan Pertamina menaikan harga Pertalite. Agar, tidak berdampak buruk bagi keuangan perusahaan plat merah itu dan menjauhkan dari potensi merugi yang besar.
Baca Juga: Cek Fakta! PDIP Usul Pesantren Ditutup di Seluruh Indonesia
Namun demikian, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menolak penyesuaian harga jual BBM jenis Pertalite. Dia mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi perekonomian masyarakat saat ini.
"Fraksi PKS pasti menolak rencana kenaikan itu. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga jual BBM jenis Pertalite. Karena saat ini pandemi belum usai dan daya beli masyarakat masih lemah," kata Mulyanto seperti dikutip dari Antara, Jumat, 29 Oktober 2021.
Selama ini, lanjut Mulyanto, pemerintah terlalu berpihak pada Pertamina dalam hal kenaikan harga jual BBM.
Baca Juga: Jokowi Harapkan Media Baru Dukung Transformasi Kemajuan Bangsa, 'Jangan Sekedar Clickbait!'
Menurutnya, ketika harga BBM anjlok di awal pandemi COVID-19, pemerintah menyetujui Pertamina tidak menurunkan harga jual BBM dengan alasan agar kerugian Pertamina tidak terlalu dalam.