Sukuran lan Rerasan Islam Banyumas; Manuskrip, Sejarah dan Lokalitas

- 5 Januari 2023, 21:57 WIB
Diskusi bedah buku di PCNU Banyumas
Diskusi bedah buku di PCNU Banyumas /Purbalinggaku/dok. PCNU

“Penulisan buku ini merupakan upaya mengail Islamisasi Banyumas melalui perspektif kajian manuskrip, tarekat dan ulama. Harapanya, dari forum ini, kami bisa sharing dan diskusi serta mampu berkolaborasi bersama dalam menulis buku Islam Banyumas”, tutur Wahyu Budiantoro di awal pembukaan diskusi.

Dalam diskusi buku ini, banyak hal menarik, misalnya yang diungkapkan oleh Turhamun, salah satu dosen Komunikasi Penyiaran Islam di UIN SAIZU Purwokerto. Ia mengungkapkan, bahwa proses Islamisasi Banyumas memiliki khazanah yang melimpah.

Akan tetapi menurutnya, beberapa sejarahnya masih minim dalam sumber manuskrip. Sehingga dalam penulisannya masih berkutat pada sejarah tutur. Kemudian ia bercerita perihal geografis Banyumas yang unik, yakni daerah netral, jauh dari pengaruh kerajaan, dan memiliki kultur akulturasi yang mempesona.

Baca Juga: Setelah Dilantik, PPK Wajib Berkoordinasi dengan Forkompincam

Lain cerita dengan yang diungkapkan oleh Chubbi Syauqi, dalam kesempatan itu, ia menceritakan, bahwa Islam di Banyumas salah satu faktor penyebaranya melalui jalur tarekat. Para penyebar Islam di Banyumas banyak pengamal tarekat, sebagai contoh, Syekh Nur Hakim, Mbah Ilyas Sokaraja, Syekh Jambu Karang, Mbah Abdusshomad Jombor, Cilongok.

Hadir pula Akhmad Saefudin, penulis 17 Ulama Banyumas, ia mengaku bahagia dengan adanya gerakan kepenulisan Islam Banyumas. Ia berharap, penulisan buku ini dapat berkelanjutan dan berkesinambungan.

Ia juga mengomentari berbagai tulisan dari penulis buku Islam Banyumas tersebut, sebagai bahan tambahan informasi dan evaluasi.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Tren Covid 19 di Wilayah Indonesia Menurun

Selain itu, Akhmad Saefudin memberikan motivasi, bahwa kepenulisan sejarah semacam ini memiliki banyak manfaat, salah satunya menghadirkan sumber tulis yang dapat dipertanggungjawabkan otoritasnya dan sebagai pelurusan sejarah di tengah beragamnya sejarah tutur.

Di akhir acara, Wahyu Choerul Cahyadi mengajak peserta agar turut serta dalam menulis sejarah Islam, sejarah ulama di wilayah desa masing-masing, khususnya Kabupaten Banyumas.***

Halaman:

Editor: Rifatuts Tsaniyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x