Hati-hati Henti Jantung Saat Olahraga, Begini Cara Mengukur Detak Jantung Maksimal Seseorang

- 29 September 2021, 20:08 WIB
Ilustrasi serangan jantung ketika berolahraga.
Ilustrasi serangan jantung ketika berolahraga. /Unsplash.com/ollivves

PURBALINGGAKU - Olahraga memang baik bagi kesehatan. Namun, manakala dilakukan melebihi batas ketahanan tubuh, bakal menjadi petaka.

Olahraga dengan intensitas berat akan memvorsir kerja jantung. Akibatnya, bisa muncul berbagai permasalahan, mulai dari tingkat pemulihan yang buruk setelah berolahraga, aritmia, hingga henti jantung mendadak.

Pada talk show virtual berjudul "Manfaat Gawai di Era Pandemi", dr. Grace Joselini C menyarankan orang-orang rutin mengukur detak jantung saat berolahraga.

Detak jantung dapat dilihat melalui penggunaan heart rate monitor. Fungsi tersebut kini mudah didapatkan dengan menggunakan smart watch yang bisa mengukur denyut nadi.

Baca Juga: Sederet Fakta Manny Pacquiao, dari Menjadi Petinju Jalanan hingga Calon Presiden Filipina

Jumlah denyut nadi umumnya sama dengan detak jantung, sebab kontraksi jantung menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi di arteri. Oleh karena itu, mengukur denyut nadi sama artinya dengan mengukur denyut jantung.

"Sebelum pandemi pun saya kalau bertemu pasien atau atlet selalu menyarankan kalau olahraga ukur nadi dengan heart rate monitor," katanya seperti dikutip dari Antara pada Rabu 29 September 2021.

Grace mencontohkan, dalam penelitian yang melibatkan pemain hoki, atlet yang memvorsir kerja tubuhnya hingga denyut jantung mencapai maksimum memiliki tingkat pemulihan yang buruk.

Resiko terkena masalah jantung juga meningkat. Selain itu, denyut jantung merupakan ukuran untuk memperkirakan cadangan energi tubuh seseorang.

Halaman:

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x