Klaim Afghanistan Telah Damai, Taliban Minta Pengungsi Kembali ke Rumah dan Berharap Bantuan Asing

20 September 2021, 14:16 WIB
Pemimpin Taliban Meminta Bantuan Asing untuk Pengungsi Afghanistan Demi Hadapi Musim Dingin /WikiImages/Pixabay

PURBALINGGAKU – Menteri Pengungsi Taliban, Khalil-ur-Rahman Haqqani, mengklaim Afghanistan telah aman. Dia meminta ribuan orang yang mengungsi kembali ke rumah.

“Sekarang ada perdamaian di Afghanistan dan semua orang bisa kembali ke rumah," katanya dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera yang dikutip Purbalinggaku.com pada Senin, 20 September 2021.

Diperkirakan, 20.000 orang berada di Kabul dari lembah Panjshir. Kabul saat ini merupakan kota terpadat yang menampung jumlah pengungsi tertinggi.

Haqqani menambahkan pengungsi yang kembali, akan mendapatkan bantuan. Mereka bakal dibantu membangun kembali rumah yang telah rusak.

Baca Juga: Tersangka Penistaan Agama, M Kece, Dipukul dan Dilumuri Kotoran Manusia

Tahap selanjutnya dari rencana tersebut adalah membuat kota-kota khusus di setiap provinsi. Di mana orang-orang yang dipindahkan akan mendapatkan fasilitas dan pekerjaan.

“Fasilitas serta pekerjaan dalam pembangunan, jasa, konstruksi, dan pertanian bagi masyarakat setempat," katanya.

Haqqani mengaku pemerintah Taliban mengalami masalah pendapatan. Diketahui, sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) negara itu didapat dari pendanaan asing.

"Tapi insya Allah masalah ini perlahan kita atasi juga. Yang paling penting adalah (meski) perdamaian (telah terwujud) di Afghanistan (tetapi) tidak menjamin adanya pengungsi atau orang terlantar,” katanya.

Baca Juga: Buntut Kuasa Taliban atas Kabul, Membaca Potensi 'Sarang' Baru AL Qaeda dan Target Gerakannya

Karena itulah, Taliban mendesak bantuan dari masyarakat internasional, termasuk lembaga donor. Terlebih lagi, pengungsi Afghanistan akan menghadapi krisis musim dingin.

“Kami memastikan ada solusi satu pintu bagi mereka yang ingin membantu, memusatkan kebutuhan dari seluruh negeri, mengurangi pemborosan, menghilangkan korupsi, dan memastikan semua bantuan menjangkau mereka yang paling layak mendapatkannya,” ujarnya.

Namun demikian, interaksi apa pun dengan Haqqani kemungkinan akan rumit. Sebab, pemerintah Amerika Serikat telah menetapkannya sebagai "teroris global".

AS menyematkan harga buron sebesar 5 juta dollar untuk Haqqani. Disamping itu, dia sebelumnya juga mendapat sanksi dari PBB, dengan tuduhan telah berhubungan dengan al-Qaeda. Ditambah, belum ada negara yang mengakui pemerintahan sementara Taliban.

Taliban mengatakan sanksi seharusnya dihapus. Sebab, kesepakatan telah ditandatangani oleh AS di Qatar pada 2020 lalu.

Baca Juga: Waspada, Gelombang Setinggi 4 Meter Ancam Perairan Sukabumi hingga Yogyakarta

Himbauan Asing
Kelompok bantuan dan lembaga donor telah memperingatkan Afghanistan. Mereka bakal menghadapi "krisis kemanusiaan yang akan datang" jika bantuan dan sumber daya tidak dikirim ke negara itu.

Menurut Program Pangan Dunia PBB, kemiskinan bisa melonjak hingga 97 persen pada pertengahan tahun depan. Sebab, kelaparan dan kekeringan bakal memaksa ribuan orang pindah ke kota-kota untuk mencari perlindungan.

Pada Jumat, 17 September 2021, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, meminta negara-negara untuk membantu mengatasi “krisis kemanusiaan” di Afghanistan. Dia juga meminta masyarakat internasional menerima pengungsi Afghanistan.

Baca Juga: Mobil Terbalik di Depan SMA Kutasari

Sebelum Pengambilalihan Taliban
Taliban mengambil alih Kabul bulan lalu setelah dengan cepat merebut lebih dari selusin ibu kota provinsi dalam waktu kurang dari dua minggu.

Setelah jatuhnya Kabul, AS dan negara-negara lain, termasuk sekutu NATO, mengevakuasi ribuan warga dan warga negara Afghanistan yang memenuhi syarat.***

Editor: Galuh Widoera Prakasa

Sumber: Pikiran Rakyat Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler