Prof. Dr. Suyitno: Bangun Potensi dan Hadapi Tantangan dalam Nama Besar Nahdlatul Ulama

- 20 Mei 2023, 13:41 WIB
Membangun Potensi dan Menghadapi Tantangan dalam Nama Besar Nahdlatul Ulama
Membangun Potensi dan Menghadapi Tantangan dalam Nama Besar Nahdlatul Ulama /

"NU dapat menjadi alat untuk mencapai kepentingan, mukjizat, dan karomah, tetapi jika tidak hati-hati, kita juga bisa mendapatkan kesialan. Jika kita menggunakan nama besar NU tetapi tidak mampu memperbesar NU, kita termasuk dalam kategori orang-orang yang terancam kesialan. Terutama bagi teman-teman di Federasi TPI," tambah Prof. Suyitno.

Baca Juga: Setiawan AD 1 PM Ziarah ke Makam Ki Arsantaka dan Bupati Terdahulu

Tidak hanya itu, menurutnya, tantangan saat ini adalah potensi besar ini dapat menjadi malapetaka jika tidak dikelola dengan baik. Ancaman bonus demografi, yang meliputi masalah stunting, ekonomi, dan intoleransi, dapat memiliki dampak serius.

"Karena seringkali masalah ekonomi berhubungan erat dengan masalah intoleransi. Orang sulit menjadi toleran saat mereka kelaparan, orang sulit menjadi toleran saat mereka menganggur. Saya berharap bahwa Federasi TPI akan mengatasi masalah ini," ujarnya.

Prof. Suyitno juga mengingatkan para mahasiswa, pendidik, dan serikat pekerja untuk tidak melihat moderasi beragama hanya dari perspektif normatifitas teologis.

Ia menekankan pentingnya melihat moderasi beragama sebagai tafsir sosial yang mencakup aspek ekonomi, pengangguran, dan stunting.

"Masalah ini sangat kompleks. Mahasiswa dapat memainkan peran penting dalam memberikan pendampingan terhadap tiga fenomena tersebut dengan mengedepankan nilai-nilai moderasi beragama. Dan yang terpenting dalam konteks moderasi beragama berbasis tafsir sosial adalah bahwa tidak semua kasus intoleransi muncul karena agama itu sendiri," tegas Prof. Suyitno.

Baca Juga: UIN SAIZU Purwokerto Kukuhkan 308 Guru PPG Profesional, Rektor: Jalankan Tugas layaknya Ibu Cari Anak Hilang

Ketua Federasi TPI, Fika Taufiqurrohman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa diskusi publik ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai moderasi beragama di kalangan mahasiswa, pendidik, dan serikat pekerja.

"Mahasiswa, pendidik, dan serikat pekerja perlu memahami secara menyeluruh prinsip dan nilai-nilai moderasi beragama. Oleh karena itu, pendidikan mengenai moderasi beragama ini diadakan di kampus dan melibatkan para mahasiswa, termasuk aktivis dari DKI Jakarta," ungkap Fika.

Halaman:

Editor: A.N Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x