Atasi Kekeringan di Banjarnegara, Mahasiswa UMP Raih Juara Nasional

- 30 Oktober 2021, 08:10 WIB
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Yoga Setyo N, Sheren Lina S, dan Nikiyan juga berhasil meraih juara 2 PKM-Pengabdian Masyarakat dengan judul ‘Penerapan Biopori sebagai bentuk Tindakan Preventif Krisis Air pada Musim Kemarau di Desa kebondalem, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara’.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Yoga Setyo N, Sheren Lina S, dan Nikiyan juga berhasil meraih juara 2 PKM-Pengabdian Masyarakat dengan judul ‘Penerapan Biopori sebagai bentuk Tindakan Preventif Krisis Air pada Musim Kemarau di Desa kebondalem, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara’. /Dok Humas UMP

PURBALINGGAKU- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas, Jawa Tengah berhasil meraih juara tingkat nasional.

Mereka yakni Novi Astuti, Rahma Falah M dan Riska Aniswa W berhasil meraih juara 1 PKM-Penelitian dengan judul ‘Pemanfaatan Saponin Limbah Pelepah Pisang Ambon sebagai Sufaktan Alami pada Bio Hand Soap’.

Kader lain yakni Yoga Setyo N, Sheren Lina S, dan Nikiyan juga berhasil meraih juara 2 PKM-Pengabdian Masyarakat dengan judul ‘Penerapan Biopori sebagai bentuk Tindakan Preventif Krisis Air pada Musim Kemarau di Desa kebondalem, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara’.

Baca Juga: Cuti Bersama Nataru Ditiadakan, Ganjar: Liburan dan Ibadah di Tempat Masing-masing Saja

Lomba tahunan tersebut diadakan khusus oleh Asosiasi Sains dan Teknik Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (AST-PTMA), bertepatan dengan rakornas, seminar nasional dan seminar internasional. Untuk tahun ini lomba tersebut diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Sheren Liana Saputri Mahasiswa Ketua Tim Biopori menjelaskan, penelitian dilakukan berawal dari kegelisahan warga Desa Kebondalem Banjarnegara dengan permasalahan air di Desa Kebondalem yang memiliki luas wilayah 991,08 Ha sering terjadi kekeringan.

“Kekeringan yang terjadi menyebabkan warga mengalami krisis air. Situasi terparah yang pernah terjadi adalah pada tahun 2019, dimana pada saat itu terdapat 14 desa lain yang mengalami kekeringan dan dalam satu dusun, rumah satu dengan yang lainnya cukup rapat,” jelasnya.

Baca Juga: Tanggapi Kecurangan Tes CPNS di Jateng, Ganjar: Tidak Ada Ampun!

Mereka membuat lubang resapan biopori sebagai bentuk tindakan preventif adanya krisis air pada musim kemarau. Kegiatan pembuatan lubang resapan biopori berlangsung pada tanggal 25-26 Juni 2021 lalu.

Halaman:

Editor: M Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x